Sunday, March 20, 2011

Wanita dan pria memang beda (1)

Dalam membangun relasi untuk berbisnis, berorganisasi hingga di keseharian, kita pasti akan berinteraksi dengan beragam karakter dan keunikan. Pada akhirnya, kita akan temukan bahwa cara membangun interaksi dengan pria dan wanita tu berbeda. Secara mendasar, pria dan wanita memang tidaklah sama. Ini bukan perkara lebih baik atau lebih buruk – tapi berbeda. Isi posting berikut diambil sepenuhnya dari buku “Why men don’t listen and why women cant read maps”.
Studi tentang otak ternyata memberikan banyak bukti bahwa pria dan wanita ternyata tidak sama. Pria dan wanita memang harus memiliki kesetaraan dalam hal kesempatan untuk mencapai potensinya secara maksimal, tapi mereka berbeda dalam hal kemampuan yang muncul dari dalam. Equal dan identical adalah issue yang sama sekali berbeda.
Pria keheranan bagaimana wanita bisa masuk di ruangan yang ramai dan langsung bisa ngasih komentar tentang semuanya; sementara perempuan heran bagaimana pria tak bisa mengetahuinya. Lelaki keheranan bagaimana perempuan nggak bisa ngeliat lampu peringatan pelumas di dashboard mobil tapi bisa melihat noda kotor di kaus kaki sejauh 10 meter.
Bila wanita berkendara dan tersesat (dan mereka memang lebih sering tersesat ketimbang pria), dia akan berhenti dan bertanya. Bagi pria, ini adl isyarat kelemahan. Dia akan berkendara terus selama berjam-jam, menggumamkan sesuatu seperti, “Aku temukan jalan baru utk ke sana” atau “Hey, aku nemu pom bensin baru nih”.

Wanita lebih peka
Wanita lebih awas apabila ada wanita lain yang merasa marah atau terluka, sementara pria biasanya masih harus secara nyata melihat air mata, wajah marah atau bahkan tamparan di wajah sebelum dia bener2 mengerti apa yang terjadi :roll:. Kepekaan wanita dalam memahami isyarat komunikasi yang halus dan samar ini sering disebut sebagai “intuisi wanita”; yang sebenernya adl kemampuan wanita yang luar biasa dalam mendeteksi detail dan perubahan kenampakan atau perilaku orang lain. Atas anak-anak mereka misal, wanita mengetahui teman2, harapan, impian, romantika, kekhawatiran, dan apa yang dipikir dan dirasakan. Sementara tidak demikian halnya para pria.

Wanita miliki lingkup pandang yang lebih luas
Wanita memiliki pandangan peripheral yang lebih luas ketimbang pria, yakni hingga hampir mencapai 180 derajat. Pandangan pria berbentuk semacam tunnel vision, yang membuatnya bisa melihat jelas dan akurat apa2 yang berada tepat di depannya dalam jarak yang jauh.
Women have wider peripheral vision, men have tunnel vision.
Hal ini membuat pria bisa mencari pom bensin di kejauhan, tapi kesulitan dalam menemukan benda-benda di kulkas, rak atau lemari. Di Australia dan Inggris sendiri pernah diteliti, bahwa anak laki-laki memiliki angka kecelakaan lebih tinggi ketimbang anak perempuan dalam hal menyeberang jalan.
Mata wanita lebih cocok untuk aktivitas jarak dekat, menjadikan si wanita bagus dalam menanangi aktivitas yang mementingkan detail. Otak wanita juga memiliki kapabilitas tinggi dalam mencermati area spesifik, yang menjadikan wanita lebih jago dalam menjahit dan mengamati perihal detail di layar komputer.


Wanita dan kebiasaan ngelirik
Lelaki biasanya sering ketahuan ketika sedang memandangi lawan jenis dengan lirikan. Tapi wanita jarang mendapat komplain serupa. Ternyata berdasarkan penelitian ditemukan bahwa sebenernya wanita juga sering memandangi pria, bahkan kadang lebih sering ketimbang pria terhadap wanita :-P. Cuman kemampuan peripheral mereka membuat mereka jarang ketahuan. Mereka bahkan tidak perlu melirik kok untuk bisa melihat sekeliling mereka.

Wanita punya pendengaran yang lebih baik
Wanita memiliki pendengaran yang lebih baik ketimbang pria dan juga dalam membedakan suara ber-pitch tinggi. Otak wanita telah diprogram untuk bisa mendengarkan tangisan bayi di malam hari, yang mana itu tidak akan membuat sang bapak terbangun. Bila ada anak kucing menangis di kejauhan, wanita akan bisa mendengarnya, sementara sang pria dengan kemampuan direksional & spasialnya bisa mendeteksi di mana anak kucingnya berada.

Wanita punya Indera perasa yang lebih baik
Indera perasa dan pencium-bau wanita lebih bagus ketimbang pria. Kita punya 10.000 reseptor rasa untuk mendeteksi paling tidak empat rasa; manis dan asin di ujung lidah, getir/asam di sisi lidah, dan pahit di belakang lidah. Pria punya keunggulan dalam merasakan asin dan getir, sehingga mereka suka bir ketimbang wanita. Dan wanita lebih unggul dalam merasakan manis dan rasa gula, sehingga lebih banyak wanita ketimbang pria yang “mengidap” chocoholics.

Mengapa pria disebut “tak peka”
Bukannya wanita yang punya kepekaan super, sebenernya sih biasa aja – ini hanyalah krn sense pria saja yang cenderung lebih tumpul. Dalam dunia wanita yang lebih peka, mereka berharap pria bisa membaca sinyal bahasa tubuh, vokal atau verbal mereka, seperti yang wanita lain biasa lakukan. Secara diam-diam, wanita berasumsi bahwa pria akan tahu apa yang dia (wanita) inginkan atau butuhkan. Lalu ketika yang terjadi tidaklah demikian, wanita menuduh pria sebagai “tak peka dan tak berperasaan”. Sang pria pun protes “Memangnya saya ini pembaca pikiran apa?!”
Wanita memang suka ngobrol dan berbicara lebih banyak
Otak pria tersekat-sekat secara tegas dan berkemampuan untuk memilah dan menyimpan informasi dengan rapi di akhir hari. Tapi otak wanita tidak bekerja seperti itu – masalah2 mereka terus saja berputar-putar di kepala mereka.
Men can mentally index their problems and put them on hold. Women churn.
Churn = ndak tenang, seperti mengaduk-aduk
Cara yang bisa dilakukan wanita untuk menyingkirkan masalah atau mengidentifikasikan masalah di pikirannya adalah dengan membicarakannya, ngobrol tentangnya. Jadi, ketika wanita berbicara di akhir hari, tujuannya adalah sekedar untuk menemukan atau memahami masalah, bukan untuk menyimpulkan atau mensolusikan.
Terlepas dengan keperluannya dlm menyikapi masalah, ketika wanita duduk nonton film atau TV, mereka biasanya bisa sambil ngobrol tentang banyak hal, termasuk anak-anak, lelaki, karir dan apa2 yang terjadi dalam kehidupan mereka. Ketika ada pria di sana, biasanya wanita akan disuruh diam. Pria tidak bisa berbicara dan nonton TV secara bersamaan, harus satu-satu.
Pria memandang telepon sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan fakta dan informasi kepada orang lain. Tapi wanita memandangnya sebagai sarana untuk mengikatkan diri. Seorang wanita bisa menghabiskan dua minggu liburan dengan teman wanitanya dan, ketika dia pulang, bertelepon dengan temannya itu untuk ngobrol lagi selama dua jam.

Wanita tu indirect, tidak to the point
“Intinya apa sih?!” adl perkataan umum dari pria terhadap wanita. Wanita berbicara dengan menggunakan perkataan tak langsung, she hints at what she wants, atau muter-muter klo berbicara. Indirect speech ini adalah keahlian khusus para wanita dan dimaksudkan untuk membangun relationship dengan menghindarkan konfrontasi atau ketidaksepahaman frontal.
Sementara itu, kalimat pria cenderung pendek, langsung, berorientasi solusi dan to the point, memiliki kosakata lebih luas dan dibumbui dengan banyak fakta.

Wanita berbicara dengan luapan emosi
Kosakata bukanlah keahlian dasar para wanita, sehingga ketepatan arti menjadi kurang relevan bagi mereka. Tapi pria sedemikian peka dengan perkataan, dia menanggapinya secara harafiah dan literal, apa adanya, kata per kata sesuai dengan arti dasarnya. Begini jadinya klo pria dan wanita sedang bertengkar:
Nadia: Kamu nggak pernah sepakat dengan apapun yang aku katakan.
Anton: Apa maksudmu dengan nggak pernah? Aku kan sepakat dengan dua poin yang kamu sebutkan tadi, kan?
Nadia: Kamu selalu tidak sepakat dengan aku dan kamu selalu pengen dianggap benar!
Anton: Nggak benar! Aku nggak selalu nggak sepakat ama kamu! Aku sepakat ama kamu pagi ini. Aku sepakat ama kamu kemaren malem. Jadi kamu nggak bisa bilang klo aku selalu ndak sepakat ama kamu.
Gimana, temen2, apakah benar seperti itu?


sumber : http://akhmadguntar.com/wanita-dan-pria-memang-beda.html
Share On:

No comments: